» Monday, November 12, 2018 Kelinci sedikit di kembangkan di Indonesia walau type ternak ini punya potensi besar dalam penambahan kualitas gizi penduduk. Sesaat pemerintah ikut masih tetap kurang serius mengerjakan bisnis ternak ini. Walau sebenarnya bisnis ternak kelinci dapat menolong tingkatkan penghasilan penduduk serta bahkan juga bisa saja jalan keluar menangani pengangguran. Lihat saja Vietnam serta China. Ke-2 negara itu cukuplah sukses meningkatkan kelinci. Karena itu, untuk peningkatan bisnis si kuping panjang ini di tanah air, tidak ada kelirunya berguru pada mereka. Tersebut penjelasannya. Ternak Rakyat di Vietnam Di Nho Quan pedesaan di Propinsi Ninh Binh, Vietnam sebelum tahun 2000an, petani ditempat pelihara kelinci menjadi bisnis sambilan, penghasil gizi keluarga atau sebatas peliharaan kesenangan. Produktivitasnya di jangka itu begitu rendah sebab pemeliharaan dikerjakan lewat cara dilepaskan bebas di pekarangan rumah. Lantas dalam satu musim di tahun 2003, beberapa ribu kelinci di lokasi pegunungan Nho Quan itu tertimpa penyakit kaki serta mulut. Mujur pemerintah responsif. Penyakit itu di teliti lantas disatukan menjadi studi masalah penyakit binatang oleh pemerintah ditempat. Setelah itu perlakuan masalah ini pula menyertakan pihak penyuluh dan di dukung oleh pemerintah propinsi yang malah berlaku arif menggerakkan budidaya kelinci dengan moderen, bukan justru dengan naif menghabisi kelinci sebab fakta penyakit. Bahkan juga, pemerintah turunkan team spesial untuk program modernisasi peternakan. Beberapa dokter binatang, petani, ibu rumah-tangga, petugas departemen kesehatan, menyatu dalam program terencana pemerintahan lokal. Dalam perihal ini, kursus, pemberdayaan serta penyadaran kesehatan ternak dengan moderen digalakkan. Credit Lunak untuk Peternak Keseriusan pemerintah ini dapat dibuktikan sukses. Empat tahun lalu 2007, bisnis peternakan kelinci disana kembali menggeliat. Angka perkembangan bisnis ini sampai 25,6 persen. Bila sebelum 2003, tiap-tiap dusun cuma lima kepala keluarga yang mempunyai kelinci, pada 2007, peternak jumlahnya kelinci melonjak sampai 18 sampai 20 kepala keluarga pada tiap-tiap dusun. Dari sini mengalirlah credit lunak untuk peternak. Mereka ditawari kesanggupan membayar dengan sesuai kenyataan, tiada butuh membuat proposal. Pemerintahlah yang lakukan penelitian lapangan dengan cara langsung setiapkali ada mengajukan modal. Karena itu, pemerintah membuat asosiasi peternak kelinci yang memberi keleluasaan pada peternak. Pemerintah bertindak selaku pencatat serta pengawas. Diluar itu, pemerintah ikut menghadirkan tehnologi peternakan yang mendukung bisnis peternakan kelinci contohnya dalam pembuatan pakan serta pemrosesan pascapanen. Tapi awal mulanya mereka mengundang periset untuk lakukan penelitian obyektif. Hasil riset itu mereferensikan banyak hal. Salah satunya, peternakan kelinci susah berkembang bila pasar tidak terbuka, penduduk seringkali kesusahan beli kelinci sebab tidak kebanyakan orang tahu tempat pemeliharaan kelinci. Setelah itu petani akan cepat pandai bila sering diselenggarakan kursus serius, asosiasi atau koperasi peternak kelinci begitu penting untuk memberi tempat tawar harga di market, pemrosesan pascapanen begitu memastikan perubahan pasar kelinci serta ibu rumah-tangga punya potensi jadi pengelola ternak kelinci di dalam rumah sebab mereka 62% dapat dibuktikan lebih sayang pada kelinci di banding lelaki 38%. China Fantastis Sesaat di China, kelinci telah terkenal oleh penduduk. Pada 1950, beberapa type kelinci di luar negeri membanjiri Negeri Gorden Bambu itu. Gu Zilin, periset dari Insititut Pertanian Kampus Dia Bei, Boading China 2001 tuliskan hasil risetnya mengenai peternakan kelinci di China. Dalam artikel “Review Rabbit Breeding In China”, Zilin membahas perolehan pengalaman pemeliharaan kelinci domestik di China. Akhirnya, peternakan kelinci mempunyai implikasi ekonomis baik dari daging, bulu serta hasil yang lain disana. Type Anggora untuk arah penghasil bulu sangat banyak disukai peternak. Pemerintah tidak hanya memfasilitasi beberapa pengimpor swasta ikut ikut serta memberi pertolongan berbelanja kelinci dari beberapa negara seperti Inggris, Jepang serta Hungaria. Kelinci Anggora yang dihadirkan dari Jerman serta Perancis begitu disukai peternak sebab kualitas bulunya yang baik. Sedang type kelinci pedaging, pemerintah China menghadirkan type kelinci besar dari Jepang, Selandia Baru, Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Denmark dan sebagainya. Kelinci penghasil Fur type Rex dari Amerika Serikat banyak juga dihadirkan sejak tahun 1980an. Masuknya bermacam kelinci import itu membuat kelinci lokal China seperti type Taihang, Saibei, Fujiang, Anyang dan sebagainya berkembang lebih variasi sebab perkawinan silang. Usaha pemerintah mengimpor kelinci ini membuat peternakan kelinci untuk penghasil bulu lebih condong cepat di banding kelinci menjadi penghasil pedaging. Pesatnya perubahan ternak kelinci ikut di dukung bukti jika penduduk ditempat begitu menggandrungi kelinci. Lalu pada 1980 kerja sama ekonomi serta tehnologi di bagian peternakan kelinci dengan pemerintah Jerman, Perancis serta Amerika Serikat dikerjakan di Jiangsu, Shandong, China. Kerja sama ini mengenalkan mode peternakan baru serta tehnologi mutakhir untuk mengurus kelinci bersama hasil-hasilnya. Pada 1988, China jadi tuan-rumah pertemuan kelinci tingkat dunia yang keempat Fourth World Rabbit Science Conference for Rabbit Sains. ADS HERE !!!30hari; 3,01 x 10 22; 1,5 x 10 23; 3,01 x 10 23; 6,02 x 10 23; Jawaban: C. 1,5 x 10 23. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, daffa ingin memelihara kelinci. dia pergi ke peternakan kelinci. menurut yang dia baca di buku, bibit kelinci yang baik adalah yang sudah tidak menyusu kepada induknya, sehingga tidak rentan mati ketika dipelihara. oleh karena itu, daffa memilih bibit kelinci yang
- Para peternak kelinci di Kebumen bakal dilatih mengembangkan hasil usaha ternaknya agar mampu naik kelas untuk diekspor ke luar negeri. Hal itu dibahas dalam pertemuan jajaran pegawai Badan Karantina Pertanian Cilacap bersama Bupati Arif Sugiyanto di Pendopo Kabumian, Kamis 24/2. Doktor Mujiatun yang mewakili Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian mengatakan, peternakan kelinci di Kebumen sebenarnya memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan lebih besar, sehingga mampu menembus pasar ekspor. "Maksud kedatangan kami ke sini tidak lain untuk mengajak bagaimana peternak kelinci di Kebumen bisa maju dengan meningkatkan hasil ternaknya, dan bisa diolah menjadi produk makanan yang bisa diekspor," ujarnya. Dalam audensi bersama Bupatu pihaknya mempertemukan para eksportir dengan peternak kelinci di Kebumen. Harapannya mereka bisa saling belajar dan bertukar pikiran tentang pengembangan usaha ternak kelinci. "Mereka akan diajari bagaimana cara ekspor, prosedurnya seperti apa, berserta turunannya," ujarnya. Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilacap pada hari yang sama juga sudah menggelar kegiatan bimbingan teknis akselerasi ekspor ekspor kelinci dan produk turunannya, di Grand Kolopaking Hotel Kebumen dengan menghadirkan para peternak kelinci. Mujiatun menjelaskan mengenai persyaratan teknis karantina kelinci dan produk asal kelinci dari Indonesia, persyaratan tujuan, ketertelusuran genetik serta pentingnya koordinasi yang baik antar instansi. “Terkait lalu lintas ekspor dan impor, Karantina Pertanian bertugas memberikan jaminan kesehatan kelinci, tindakan karantina, pemenuhan langkah-langkah ketertelusuran dan pemenuhan persyaratan negara tujuan,” tutur Mujiatun. Sementara itu, Bupati Arif Sugiyanto mengatakan, pihaknya mendukung upaya Badan Karantina Pertanian untuk melakukan pembinaan terhadap peternak kelinci agar bisa semakin maju. Menurut Bupati masyarakat memang perlu diberi pemahaman bahwa daging kelinci itu halal dan enak dikonsumsi. "Daging kelinci itu enak ya, kemarin kita juga coba makan sate kelinci di Adimulyo. Jadi kelinci ini bisa jadi alternatif makanan sehat masyarakat pengganti ayam, dan ikan. Sehingga perlu dikembangkan agar produk olahannya bisa tembus ekspor," jelas Bupati. Dwi Astuti selaku Kepala Karantina Pertanian Cilacap mengatakan bahwa dengan kegiatan ini diharapkan peternak kelinci terutama di Kab. Banyumas, Cilacap dan Kebumen dapat memahami persyaratan karantina hewan, prosedur ekspor hewan, dan dapat mulai mengekspor kelinci dan produk turunannya. Diketahu, berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian tahun 2019, ekspor kelinci tercatat sebanyak 975 ekor. Kenaikan 31% ekspor di tahun 2020 menjadi ekor dengan nilai Rp. 213,6 juta. Tahun 2021 sebanyak ekor. Peminat kelinci Indonesia yaitu Singapura, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Jepang, Korea selatan, Belgia, dan Inggris. al/dp
cy9T.